Islam

Kajian Umum Ahammiyatu At- Tarbiyah fii Al – Islam (Pentingnya Pendidikan dalam Islam)


Tulisan ini merupakan ringkasan yang penulis buat dari ceramah Syaikh Prof. Dr. Muhammad bin Khalifah At – Tamimi (Guru Besar Aqidah Universitas Islam Madinah, KSA), pada hari sabtu, 26 Januari 2008 di Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
…………………………………………..
Bab Islam
• Islam adalah kenikmatan yang diberikan Allah kepada manusia, sebagaimana firmanNya dalam surat Al Maidah ayat 3.
• Jika ada orang yang bertanya kepada kita “apakah agamamu ?”, maka jawablah dengan penuh keyakinan “ISLAM”.
• Islam berarti patuh dan tunduk pada Allah dalam masalah I’tiqad dan amaliyah dalam segala keadaan dan segala urusan. Sebagaiman firman Allah “Qul, Innashalati wamahyaaya…”
Bab Petunjuk
• Allah-lah yang memberikan petunjuk kepada sehingga kita dimasukan dalam naungan Islam.
• Ilmu adalah segala sesuatu yang sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah.
• Barang siapa yang mengikuti petunjuk Allah maka ia tidak akan merasa takut dan sedih, tidak akan sesat dan tidak akan sengsara.
• Orang yang berpaling dari petunjuk Allah maka ia akan mendapatkan kehidupan yang sempit dan akan dibangkitkan pada hari kiaman nanti dalam keadaan buta.
• Berdasarkan criteria penerimaan terhadap petunjuk (wahyu), maka manusia dibagi menjadi 2 golongan:
1. Orang-orang yang berpegang teguh dengan petunjuk (wahyu).
2. Orang- orang yang berpaling dari petunjuk (wahyu).
• Wahyu merupakan perkataan yang berat, agung dan besar. Sakit beratnya, gunung, langit dan bumi tidak sanggup memikulnya/meminta udzur ketika Allah menawarkan amanah ini kepada mereka. Sebagaimana firman Allah “khosi’am mutashadiam min khasyatillah…”.
• Manusia adalah makhluk yang dzalim, jahil dan lemah.
• Kedzaliman manusia hanya bisa diperbaiki menjadi keadilan dan kejahilan manusia bisa dirubah menjadi ilmu, hanya melalui kekuatan WAHYU.
• Wahyu adalah amanah dari Allah.
• Ilmu ada pada pemikiran dan akal sedangkan keadilan ada pada iradat (keinginan).
• Wahyu datang untuk mentarbiyah manusia agar bisa merelealisasikan ilmu dan keadilan di muka bumi.
• Potensi manusia ada 2:
1. Kekuatan ilmu: terletak pada pandang dan pemikiran.
2. Kekuatan iradat: terletak pada keinginan dan amal.
• Orang yang terbimbing wahyu tidak akan sesat dan durhaka, sebagaimana Allah mensifati Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam dalam firmanNya: “tidaklah teman kalian itu orang yang sesat dan durhaka”. Kesesatan lawannya adalah huda, dan durhaka lawannya adalah bimbingan. Huda muncul dari kekuatan iradat, sementara bimbingan datang dari kekuatan ilmu (akal).
• Allah memuji Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam karena memiliki kekuatan ilmu dan iradat, dan juga para ulama, sebagaimana dalam hadist: “ hendaklah kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnah khulafur rasyidin yang mendapatkan bimbingan (Ar Rusydu – akal) dan petunjuk (Al Huda – iradat).

Bab Tarbiyah
• Islam datan untuk memperbaiki (mentarbiyah) manusia dari dalam diri.
• Hadist: “Di antara nama-nama yang benar adalah Harist (yang bekerja/beramal) dan hammaam (pikiran).
• Tarbiyah yang benar adalah yang berlandaskan Al Qur’an dan sunnah, dimaksudkan untuk memperbaiki akal, pemikiran dan hati manusia.

Bab Alqur’an
• Al Qur’an secara garis besar memuat 2 hal:
1. Berita-berita: berkaitan dengan nama-nama dan sifat-sifat Allah, perkara gaib, kisah para nabi dan yang lain, yang ditujukan pada pikiran. Kewajiban kita terkait dengan hal ini adalah harus membenarkan dan menyakininya.
2. Perintah: mengerjakan yang disuruh dan meninggalkan yang dilarang.
• Jika seseorang serius ingin mentarbiyah dirinya dengan Al Qur’an maka ia wajib mengetahui seluruh hal dari 2 perkara ini dan mengamalkannya.
• Iman kepada Allah tidak bisa direalisasikan sampai kita mengetahui nama, sifat, dan segala hal tentang Allah. Sebagaimana firmanNya: “Fa’lam annahu laa ilahaillah…”. Kewajiban akal dalam hal ini adalah mengetahui, mengenal, meyakini nama, sifat dan hak Allah. Sedangkan kewajiban iradat adalah beribadah, menjalankan hak Allah (ex: khauf, raja’ dan ikhlas).
• Iman kepada Nabi Muhamad shalallahu ‘alaihi wassalam tidak akan tercapai sampai sesorang membenarkan apa yang beliau sampaikan dan menaati apa yang beliau perintahkan.

Bab Ilmu dan Amal
• Islam mendidik manusia dengan ilmu dan amal.
• Dalam semua urusan harus ada unsur ilmu dan amal.

Bab Syaitan
• Syaitan bersumpah di hadapan Allah “Aku bersumpah akan menyesatkan hamba-hamba Engkau semuanya, kecuali yang IKHLAS di antara mereka.
• Syaitan menguasai manusia dengan 2 jalan:
1. Syubuhat: merusak akal, ilmu dan keyakinan.
2. Syahwat: merusak iradt, hati dan amal.
• Tarbiyah harus dimulai dari diri sendiri.
• Allah berfirman “ Wa nafsin wa sawwaha…”. Sunguh beruntung orang yang selalu membersihkan jiwanya.

Bab Penutup
• “Semoga Allah memberikan Rusyd pada kita, menjauhkan diri kita dari keburukan jiwa kita, membersihkan hati kita, dan memberikan kepada kita petunjuk.”
• Ketahuilah dalam tubuh manusia ada segumpal daging, yang apabila baik daging itu, maka akan baik badan seluruhnya, jika rusak maka rusaklah badan seluruhnya, ketahuilah daging itu adalah HATI”.

Sesi Tanya – Jawab
• Masalah menghukumi seseorang kafir, para ulama menAKHIRkan masalah ini. Oleh karena itu, hendaklah kita tidak memasuki wilayah ini, meski kita punya kewajiban untuk menyampaikan tauhid dan iman. Sebagaiman sabda Rasulullah kepada Muaz bin Jabal, “Hendaklah yang pertama kali didakwahkan Asyahadualla ila haillallah, wa asyhaduannna muhammadarrasulullah”
• Masuk Islam sangatlah mudah, cukup dengan bersaksi Allah sebagai Illah dan Muhammad sebagai Rasul. Jika telah seperti maka orang tersebut dipergauli sebagaimana kaum muslimin.
• Penghukuman “MURTAD” hanya dapat dilakukan oleh para ulama yang mumpuni ilmunya.
• Tidak semua syahwat yang diharamkan.
• Tiada jalan lepas dari syahwat dan syubuhat, kecuali dengan meluruskan, membenarkan keimanan dan beriltizam dengan ilmu dan amal sholeh.
• Para ulama menyamakan antara hati dan badan. Ketika badan mempunyai hak diberikan gizi yang cukup, memiliharanya dari sesuatu yang membahayakan dan mengeluarkan sesuatu yang rusak darinya, maka hati juga mesti diperlakukan demikian, memberikan gizi, memihara dari syubuhat dan syahwat dan banyak beristighfar dan bertaubat (Rasulullah diriwayatkan beristighfar lebih dari 70 kali setiap harinya).

Tinggalkan komentar